UjianDalam Membina Rumah Tangga Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. "Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila z2tSE. Ceramah Singkat Tentang Rumah Tangga – Kiat Menjaga Rahasia Suami Istri ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc. Ceramah Singkat Tentang Rumah Tangga – Kiat Menjaga Rahasia Suami Istri Alhamdulillah wa Sholatu wa Sallam ala Rasullillah. Saudara-saudaraku sekalian. Suami dan istri di antara hak-haknya adalah untuk menjaga rahasia mereka berdua, jangan sampai seorang suami membocorkan rahasia istrinya dan jangan juga seorang istri membocorkan rahasia suaminya, hendaklah mereka berdua berusaha untuk menjaga rahasia masing-masing. Karena dalam islam, menjaga rahasia itu adalah termasuk amanah. Kalau kita ternyata disaat diamanahi untuk menjaga rahasia, ternyata kita bocorkan, kita sampaikan kepada orang lain, sehingga menjadi rahasia umum, maka berarti kita sudah menjadi orang yang terkena penyakit nifak yaitu kemunafikan. Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam bersabda آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ “Tanda orang munafik itu tiga, diantaranya apabila diberikan amanah dia berkhianat” [HR. Muslim no. 59] Kewajiban suami dan istri ya untuk bisa saling menjaga rahasia, terutama rahasia rumah tangga, tentu tidak mungkin kita bisa menjaganya kecuali dengan yang pertama bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertakwa kepada Allah kita muroqobatullah, merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di manapun kita berada, saat kita sampaikan kepada seseorang tanpa ada yang tahu. Maka pada waktu itu ya akhwal islam azzaniallah wa iyyakuma, kalau kita muroqobatullah dan merasa diawasi oleh Allah dan kita bertaqwa kepada Allah dan kita takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka pada waktu itu insya Allah kita bisa menjaga rahasia. Yang kedua agar kita bisa menjaga rahasia antara suami dan istri, maka hendaklah sebelum kita berbicara, kita berpikir terlebih dahulu. Apakah yang saya sampaikan ini berhubungan dengan masalah rahasia atau bukan. Terkadang ketika kita asyik berbicara dengan teman kita, kita curhat dengan teman kita, akibatnya kita keceplosan, akhirnya kita ceritakan semuanya hanya sebatas sesuatu yang sifatnya curahan. Saudaraku sekalian. Apalagi itu kalau termasuk aib-aib suami, jelas ini termasuk ghibah yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bolehnya kita menceritakan tentang sesuatu yang sifatnya aib, kalau memang kita ingin mendapatkan seorang bagaimana kita harus menghadapi. sebagaimana seorang wanita dahulu bernama Khaulah mengadukan suaminya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, di mana Khaulah ingin mencari solusi apa yang harus dilakukan. Maka Allah turunkan firman-nya قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ “Sungguh, Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu Muhammad tentang suaminya, dan mengadukan halnya kepada Allah. Dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Al-Mujadila 1] Kemudian saudaraku sekalian. Hendaklah suami dan istri mengetahui mana perkara yang bisa kita ceritakan kepada orang lain, dan mana perkara yang kita tidak boleh menceritakannya kepada orang lain, karena itu merupakan rahasia rumah tangga kita. Hal-hal yang sensitif, hal-hal yang hubungan antara suami dan istri, demikian pula aib-aib yang dimiliki oleh pasangan kita yang kebetulan kita mengetahuinya, wajib kita sembunyikan semaksimal mungkin. Karena terkadang saudaraku, saat kita cinta, kita akan sangat mudah mengubur kesalahan-kesalahan serta kekurangannya, tapi saat kita tidak cinta, saat kita tidak suka, saat kita benci, seringkali kita malah membongkar habis, bahkan membongkar semua aib dan kekurangannya. Ketika suami benci kepada istrinya, istri benci kepada suaminya, apalagi kalau sampai terjadi perceraian diantara keduanya, maka tetap harus kita memelihara yang namanya rahasia suami-istri, walaupun sudah bercerai. Karena yang namanya rahasia, tidak boleh dibuka kapanpun juga, sampai kapanpun juga, walaupun sudah bercerai, tidak boleh kita buka. Karena itu aib hubungan pribadi seorang hamba, apalagi itu seorang muslim dan muslimah, tidak boleh dibuka aibnya sama sekali, itu diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka bertakwalah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hendaklah kita takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hendaklah kita berusaha menjadi seorang mukmin dengan mukmin yang sempurna, jangan sampai kita terkena penyakit kemunafikan. Maka inilah semua yang saya sampaikan semoga bermanfaat wabillahi taufiq. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Video Ceramah Singkat Tentang Rumah Tangga – Kiat Menjaga Rahasia Suami Istri Jazakumullahu khairan crew radio rodja dan rodja tv. Barakallahu fiikum.. Ceramah Singkat Nasehat Dalam Membina Rumah Tangga yang disampaikan Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas Hafidzahullahu Ta’ala. Ceramah Singkat Nasehat Dalam Membina Rumah Tangga1. Wajib menegakkan rumah tangga di atas agama Allah2. Membina di atas akhlak yang benar3. Saling memahami4. Saling tolong menolong dalam rumah tangga5. Berlomba-lomba dalam kebaikan6. Banyak berdzikir7. Banyak berdoa kepada AllahVideo Materi Ceramah Singkat Ceramah Tentang Menuntut Ilmu Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh… إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه Ada beberapa nasehat yang penting untuk perhatikan oleh setiap suami dan istri, baik yang baru menikah maupun yang sudah lama menikah 1. Wajib menegakkan rumah tangga di atas agama Allah Artinya awalnya dia wajib untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, wajib dia untuk bertakwa kepada Allah, jadi membina rumah tangga di atas agama Allah, di atas Quran, di atas Sunnah, menegakkan Tauhid, menegakkan Sunnah, menjauhkan keluarga dari perbuatan syirik, menjauhkan keluarga dari perbuatan bid’ah, itu sejak awal nikah. Sejak awal nikah, begitu antum awal nikah, diingatkan seorang istri untuk bertakwa kepada Allah, suami juga untuk bertakwa, kemudian ingatkan istri “kewajiban kamu yang paling besar adalah taat kepada suami, pertama kali habis akad nikah, kewajiban kamu yang terbesar taat kepada suami, suami kamu surga kamu dan neraka kamu !” , ingatkan dia istri, itu diingatkan. Kemudian baru diperintahkan untuk mentaati suaminya, mentaati Allah, bertauhid kepada Allah, menjauhkan syirik, kemudian melaksanakan shalat yang lima waktu. Perhatikan itu shalatnya, kemudian diajak dia untuk shalat sunnah apalagi tengah malam. Nabi Shallallahu alaihi wasallam mendoakan رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ رَشَّ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى رَشَّتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ “Semoga Allah memberi rahmat seorang laki-laki yang bangun malam kemudian shalat, lalu membangunkan isterinya kemudian shalat. Jika isterinya enggan ia memercikkan air di wajahnya. Dan semoga Allah memberi rahmat seorang wanita yang bangun malam kemudian shalat, lalu membangunkan suaminya kemudian shalat. Jika suaminya enggan ia memercikkan air di wajahnya.” [ Majah 1336] Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun tengah malam kemudian dia shalat, kemudian dia bangunkan istrinya, Allah menyayangi seorang wanita yang bangun tengah malam kemudian dia bangunkan suaminya. Haditsnya itu ada di buku ini Panduan Keluarga Sakinah – Bab yaitu disuruh untuk apa ? untuk membangunkan suami, membangunkan istri. 2. Membina di atas akhlak yang benar Artinya kita wajib menegakkan akhlak yang mulia dalam rumah tangga kita. Ini penting, sebab banyak istri atau suami yang tidak menegakkan akhlak ini. Akhlak ini penting, karena mu’min yang sempurna imannya yang paling baik akhlaknya. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istri-istrinya” [HR. At-Tirmidzi, 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483. Hadits dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani]. Antum lihat di halaman 180-181, jadi wajib kita menegakkan rumah tangga ini di atas akhlak yang mulia, atau wajib menegakkan akhlak yang mulia dalam rumah tangga kita. Jadi bagaimana ? Seperti seorang suami pulang dari kerja, dagang, usaha, ke rumahnya senyum kepada istrinya, masuk rumah salam, senyum pada istrinya, menanyakan yang baik kepada istrinya, si istri menyambut yang baik kepada suaminya, tolong-menolong dan yang lainnya. Sebab ada juga orang yang gak punya akhlak, pulang ke rumahnya dengan temannya, dengan teman sekerjanya dia bisa senyum, ketawa, ramah, pulang ke rumahnya istrinya di caci-maki, dilaknat, dimarahi, ada gak yang seperti itu ? Ada !. Gak Boleh ! Mestinya bagaimana dia lemah lembut kepada istrinya,dia suami baik kepada istrinya sebab Nabi mengkaitkan antara iman dengan akhlak أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istri-istrinya” [HR. At-Tirmidzi, 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483. Hadits dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani]. Nabi Shallallahu alaiihi wasallam bersabda خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik bagi keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku”[HR At-Thirmidzi no 3895 dari hadits Aisyah dan Ibnu Majah no 1977 dari hadits Ibnu Abbas dan dishahihakan oleh Syaikh Al-Albani lihat As-Shahihah no 285]. Jadi kalau antum kepada teman, kepada orang lain itu baik, bisa senyum, bisa menawarkan segala macam, kepada istri juga demikian mestinya, kepada anak juga demikian, jadi wajib menegakkan akhlak. Akhlak ini penting, dan kita harus berusaha bagaimana memperbaiki akhlak kita, karena akhlak ini punya timbangan yang berat di hari kiamat. Para ulama itu belajar akhlak dulu adab sebelum belajar ilmu, coba antum pelajari ini, akhlak ini penting, bagaimana rumah tangga kita ini baik dengan akhlak kita yang mulia, istri juga demikian. 3. Saling memahami Bahwa kita ini masing-masing punya kekurangan, saling mengalah, saling memaafkan. Perhatikan itu ! Allah menyuruh kita untuk bergaul dengan isteri dengan cara yang ma’ruf وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسٰىٓ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا “… Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya”[An-Ni-saa’/4 19]. Gak boleh seorang suami menjelekkan isterinya, gak boleh ! Kalau ada satu tabiat atau sifat yang jelek, mesti yang lain ada yang baik. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah istrinya, jika ia membenci sebuah sikap akhlak istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya akhlaknya yang lain”[HR Muslim II/1091 no 1469] Gak boleh seorang suami menjelekkan isterinya, kalau ada satu tabiat yang jelek, Allah jadikan yang lainnya baik, itu hadits riwayat Muslim. 4. Saling tolong menolong dalam rumah tangga Saling tolong menolong dalam rumah tangga, saling membantu, dalam rumah tangga itu gak bisa nafsi-nafsi, bahu-membahu, mengurus anak sama-sama, dalam ketaatan juga demikian saling mengingatkan, tolong-menolong. Umpamanya anaknya banyak, suaminya mau ngaji, ya bergantian nanti suaminya ngaji, nanti istrinya ngaji suaminya yang pegang anak-anaknya. Tolong menolong dalam kebaikan, saling membantu atau suaminya mau sholat, isteri yang pegang anaknya, isteri mau sholat suami yang pegang anaknya. Dan ini harus bisa saling memahami, وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa . . .” [al-Ma’idah 5 2] 5. Berlomba-lomba dalam kebaikan Suami istri harus terus berlomba-lomba dalam kebaikan, banyak bersedekah, banyak berbuat kebaikan, rajin dalam ibadah kepada Allah. 6. Banyak berdzikir Baca Al-Qur’an dan buku-buku yang bermanfaat, suami, istri, anak dianjurkan untuk banyak berdzikir. Dzikir pagi dan sore harus hafal itu. Baca Al-Quran, seorang suami harus lancar baca Quran, istri juga, anak juga, paling tidak minimal dalam sehari 1 juz membaca Al-Quran itu minimal. Pokoknya di rumah itu harus banyak berdzikir pada Allah, terutama di rumah kita jangan tinggalkan baca surah Al-Baqarah, karena setan lari dari rumah yang di bacakan surah Al-Baqarah. 7. Banyak berdoa kepada Allah Jangan tinggalkan berdoa untuk kebaikan kita, istri kita, anak kita, kedua orang tua kita, terus berdoa siang & malam berdoa. Di antara doanya رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al Furqon 74] رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” [QS. Ibrahim 14 Ayat 40] Ya, itu saja yang bisa saya sampaikan karena sudah masuk waktu Dzuhur, mudah-mudahan yang saya sampaikan bermanfaat untuk saya dan antum sekalian dan kurang lebihnya saya mohon maaf. “Mudah-mudahan rumah tangga kita bagi yang belum menikah, dimudahkan jodohnya oleh Allah yang shalih dan shalihah.” “Yang sudah menikah mudah-mudahan diberikan Sakinah Mawaddah Warahmah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diberikan keberkahan dalam rumah tangganya dan juga diberikan keturunan yang shalih dan shalihah.” “Dan juga yang bagi rumah tangga yang masih mendapatkan cobaan, ujian, ada problem, ada kesulitan, ada keributan, mudah-mudahan Allah mendamaikan diantara mereka, meng-islah diantara mereka, Allah berikan mereka ruju’ kepada kebaikan. Dan kita memohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita Sakinah Mawaddah Warahmah” “Dan juga diperbaiki rumah-tangga rumah-tangga yang ada kekurangan atau keributan atau sengketa, mudah-mudahan Allah berikan kepada mereka itu disatukan hati mereka, dikembalikan pada Al-Quran dan Sunnah, diberikan rahmat dan berkah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala” وصل نبينا محمد صل الله عليه وسلم رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al Furqon 74] رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” [QS. al-Baqarah 201] سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنتَ أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إليكَ “Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu” Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh… Video Materi Ceramah Singkat Ceramah Tentang Menuntut Ilmu - Berikut ini adalah contoh ceramah singkat tentang ujian rumah tangga ceramah ini cocok digunakan sebagai referensi bagi para da’i dan ustadz sebelum melakukan ceramah. Tak ada kebahagiaan tanpa diawali dengan kesusahan, dan tak ada pernikahan yang sakinah tanpa di awali dengan cobaan dan rintangan dalam keluarga, sebagian ujian membuat pondasi cinta kita goyah bahkan ambruk tak tersisa. Harapan dan kenyataan tak jarang membuat kita menyerah. Pertengkaran yang awalnya menjadi bumbu-bumbu pernikahan kadang kadarnya terlalu banyak sehingga rasanya tak begitu sedap. Sebagian dari pasangan suami istri akhirnya memilih untuk berpisah agar bisa tenang dan terbebas dari beban yang terasa begitu berat untuk di laluinya. Maka dari itu banyak cara yang harus kita tempu dalam menghadapi ujian dalam keluarga Ceramah singkat ini adalah sebuah artikel yang menjadi rujukan dalam menghadapi rumah tnagga yang penuh dengan ujian. Baca Juga Ceramah Kekerasan dalam Rumah Tangga, Cocok untuk Semua Kalangan Ujian Rumah Tangga اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، أَمّا بَعْدُ Hadirin Ikhwani Fillah RohimakumullahMarilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan nikmat iman dan Islam serta kesehatan sehingga kita dapat menghadiri ditempat yang penuh berkah ini. Shalawat dan salam tetap tercurah ke pangkuan junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang beriman hingga akhir zaman. Sosok teladan yang baik dalam berteman dan sosok figur yang membawa rahmat bagi ummat manusia. Islam menginginkan agar keluarga bisa menjadi markas kebaikan, cinta dan keharmonisan, dan bisa menjadi benteng dalam berbakti kepada Allah SWT, saling berkasih sayang anta sesama. Islam meminta kedua pilar utama keluarga yaitu suami dan istri agar bisa menjadi contoh teladan dalam hal kerjasama yang baik dalam melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing. Baca Juga Ceramah Tentang Menyia-nyiakan Waktu dalam Islam, Begini Hukumnya Atas dasar itulah maka kebahagiaan rumah tangga tidak terletak pada pakaian yang mewah, makanan yang enak, dan penghidupan yang serba ada. Melainkan pada kasih sayang, cinta dan kerjasama. Sesungguhnya rumah tangga yang berdiri di atas pondasi pertengkaran dan perseteruan, dipenuhi cobaan dan masalah adalah benar-benar rentan terhadap hantaman badai kehancuran dan topan perceraian, jauh dari ketenangan batin dan harapan kemapanan. Namun untuk mencapai kehidupan keluarga yang bahagia, harmonis, sakinah dan warohmah, tentu bukan suatu hal yang mudah. Ada banyak ranjau berduri yang menghadang disetiap jalan yang kita lalui. Ada banyak permasalahan-permasalahan yang kita hadapi. Maka dari itu sebagai seorang muslim yang baik tentulah ujian tersebut harus kita lalui bersama agar keluarga yang bahgia dan harmonis dapat terwujud. Ujian juga harus dipandang sebagai rahmat dari Allah swt. Karena tak ada manusia yang lepas dari ujian , maka Allah menetapkan salah satu cara pembersihan dosa manusia dengan ujian-ujian yang diberikannya. Jika tak ada ujian, manusia akan sulit bersyukur dan jarang terbersihkan dari dosanya. مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap Muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya,” HR Bukhari.

ceramah tentang ujian rumah tangga